Senin, 11 Mei 2009

Selamat Jalan Sobat...

SAMBARAN Petir yang menggelegar di atas langit SMPN 2008 Batam, pada Senin siang tanggal 11 Mei 2009 menjadi pertanda khusus, atas kepergian rekan kami tercinta, Yudhistira siswa kelas II-c. Ya, sahabat "pendiam" itu kini telah tiada. Ia meninggalkan kami, setelah meninggalkan beribu kesan yang sulit untuk dilupakan.

Yudhistira meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan ketika mengendarai sepeda motor di atas jalan aspal depan PT Panasonic Sincom, Batam Centre, pada Minggu malam (10/5/2009). Ia berniat pulang ke rumah kediamannya di Perum Botania Raya.

Dimata rekan dan sahabat seangkatannya, Yudhi dikenal sebagai anak pendiam dan penurut. Pada malam kejadian, ia tengah menunaikan tugas dari orang tuanya, mengantarkan salah seorang anggota keluarganya yang baru saja datang dari Tanjunguban, dan hendak menginap di rumah salah seorang keluarganya di Batam Centre.

Dalam perjalanan pulang itulah, Yudhi mengalami musibah yang merenggut nyawanya. Kabarnya, motor yang ia kendarai masuk lobang, terpental, lantas terjerembab masuk ke dalam parit di tempat lokasi kejadian.

Setelah menjalani operasi pada bagian perut di RSBK Batam, Yudhi yang juga personil grup band Arloji itu, pergi meninggalkan kita dan orang-orang yang ia cintai untuk selamanya. Terakhir, Yudhi bergabung bersama rekannya di Arloji pada Sabtu (9/5), ketika mengikuti babak penyisihan festival band antar pelajar se Kepri di Golden Beach, Bengkong Laut.

Entah hal itu pertanda akan ada musibah atau tidak, yang jelas kala manggung di babak penyisihan, Arloji tampil memukau penonton, bahkan stick drum ditangan salah seorang rekannya 2 kali patah, sehingga membuat panitia festival agak sedikit kesal, karena persiapan stick drum mereka sudah habis.

Itulah takdir. Tanpa disadari, mungkin kejadian tersebut menjadi pertanda akhir dari kebersamaan Yudi dengan teman-teman sepermainannya. Bagi beberapa orang rekan, terutama sahabatnya di Arloji Band, Yudhi dianggap terlalu cepat meninggalkan mereka. Tapi, siapa pun diantara kita tak bisa mengira takdir. Tuhan telah memberikan jalan yang terbaik untuk dia.

Akhirnya, hanya do'a, berikut tangis yang bisa diberikan. Selamat jalan sobat. Walaupun kita jauh, Arloji itu masih tetap berdentang, walaupun petikan melodi guitarmu, telah membawa kami pada ruang nada yang bertaburkan sejuta kenangan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar