Minggu, 24 Mei 2009

Juara I Langgam Melayu

Minggu, 24 Mei 2009 -Biarpun sering berpindah-pindah, ternyata di tengah keterbatasan tersebut, SMP Negeri 28 Batam punya segudang prestasi. Salah satunya

Juara I Langgam Melayu se Kota Batam. Untuk langgam Melayu ini, SMP Negeri 28 Batam memang memiliki trik tersendiri. Trik tersebut adalah memilih pelajar yang berbakat dalam langgam Melayu. ''Kami punya empat anak yang jago langgam Melayu dan itu kami latih secara intensif,'' kata Kepala Sekolah SMP Negeri 28 Batam, Mardi.

Prestasi lainnya SMP Negeri 28 Batam adalah juara 1 lomba atletik se Kepulauan Riau yaitu Anggela Prameswari. Begitu juga dengan tim bolla volly yang mendapat juara 2 se-kota Batam dan lomba manasik haji juara ke 2 se Kota Batam.

Tahun ini merupakan tahun pertama SMP Negeri 28 Batam mengikuti Ujian Nasional. ''Setelah pindah-pindah sekolah, dengan gedung yang baru ini, kami akan berusaha yang terbaik. Semoga lulusan pertama bisa lulus 100 persen,'' ujarnya.

Murid SMP negeri 28 Batam sebagian besar berasal dari daerah sekitar Taman raya, Mediterania, Nongsa dan Punggur. (ann)

Berpindah-Pindah Selama 3 Tahun

Minggu, 24 Mei 2009- MURID dan guru SMP negeri 28 Batam sudah berlega hati. Pasalnya mereka sudah punya gedung sekolah sendiri saat ini.

''Kami senang sudah punya gedung sendiri. Kami baru pindah 22 Maret lalu,'' kata Kepala Sekolah SMP Negeri 28 Batam, Mardi.

Tiga tahun lalu SMP Negeri 28 Batam menumpang belajar di gedung SD 006 Taman Raya, Batam Centre.

Tetapi karena di SD 006 ada penerimaan murid baru, maka akhirnya murid SMP Negeri 28 Batam ini berpindah lagi ke SMA Negeri 3 Batam. Di dua sekolah tersebut, mereka mengambil waktu siang hari.

Untunglah tahun ini, murid SMP Negeri 28 Batam sudah punya gedung sendiri. Saat ini ada 380 murid yang menempati 10 ruang kelas.

Mardi mengatakan pembangunan lokal terus dilakukan untuk mengantisipasi banyaknya siswa yang masuk ke sekolah ini di masa datang.

Ia juga sedang menggalakan penghijauan lingkungan sekolah. Selain itu juga memprioritaskan pembangunan infrastruktur sekolah seperti lapangan olahraga, pagar, laboratorium dan lainnya. ''Kami belum punya laboratorium sekolah,'' ujarnya. (ann).

SMPN 28 Bertekad Kuasai IT

Minggu, 24 Mei 2009 - SMP Negeri 28 Batam terus memacu diri untuk menguasai teknologi informasi. Murid-murid dianjurkan punya alamat email. Begitu juga guru diajarkan bikin email dan account facebook.

SMP Negeri 28 Batam berlokasi di Taman Raya belum memiliki laboratorium komputer. Meski demikian sekolah ini bertekad untuk menguasai IT. Semua guru diajarkan membuat email, termasuk cara membuka-nya. ''Alhamdulillah, guru kita hampir seratus persen menguasai IT,'' ujar Isel Sariandi, guru SMP Negeri 28 Batam.

Saat ini semua guru sudah punya alamat email. Tetapi karena terbatas waktu dan fasilitas, membuka email tidak bisa dilakukan secara rutin dan dilakukan di warnet.

Selain para gurunya yang diajarkan untuk membuat email, pihaknya juga menganjurkan tanpa memaksa supaya murid memiliki alamat email sendiri. Sebab, memiliki email di masa kini seperti suatu kebutuhan untuk mendapatkan informasi atau cara mudah berkomunikasi di masa sekarang.

Khusus siswa kelas 3, Isel selaku penggagas program ini sudah menyiapkan milis. Begitu juga alamat emailnya untuk surat ke sekolah dan sebaliknya. Ajakan menguasai IT tersebut disampaikan juga di majalah dinding sekolah, dan melalui kegiatan tatap muka di kelas.

Untuk mengetahui apakah murid sudah lihai ber-email ria, kegiatan tersebut dimasukan sebagai salah satu pelajaran tambahan yang dinilai. Para siswapun ramai-ramai pergi ke warnet SPBU KDA Batam Centre untuk ujian praktek membuat email, pada Jumat (15/5).

Untuk merangsang minat para murid dan guru dalam penguasaan IT, SMP Negeri 28 Batam memiliki website sendiri dan facebook. ”Kami berharap dengan adanya website dan facebook, anak-anak jadi berminat untuk menguasai IT,” ujarnya.*** (Ann)

Jumat, 15 Mei 2009

Sejarah Pemilu Indonesia

Pemilu 1955

Ini merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Pemilu tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif; beberapa daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) khususnya pimpinan Kartosuwiryo.

Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan polisi juga memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir datang ke tempat pemilihan. Pemilu akhirnya pun berlangsung aman.

Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Jumlah kursi DPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua kali lipat kursi DPR) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkat pemerintah.

Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.

Patut dicatat dan dibanggakan bahwa pemilu yang pertama kali tersebut berhasil diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis. Pemilu 1955 bahkan mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan.

Yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya.

Karena itu sosok pejabat negara tidak dianggap sebagai pesaing yang menakutkan dan akan memenangkan pemilu dengan segala cara. Karena pemilu kali ini dilakukan untuk dua keperluan, yaitu memilih anggota DPR dan memilih anggota Dewan Konstituante, maka hasilnya pun perlu dipaparkan semuanya.

Periode Demokrasi Terpimpin.

Sangat disayangkan, kisah sukses Pemilu 1955 akhirnya tidak bisa dilanjutkan dan hanya menjadi catatan emas sejarah. Pemilu pertama itu tidak berlanjut dengan pemilu kedua lima tahun berikutnya, meskipun pada 1958 Pejabat Presiden Sukarno sudah melantik Panitia Pemilihan Indonesia II.

Yang terjadi kemudian adalah berubahnya format politik dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sebuah keputusan presiden untuk membubarkan Konstituante dan pernyataan kembali ke UUD 1945 yang diperkuat angan-angan Presiden Soekarno menguburkan partai-partai. Dekrit itu kemudian mengakhiri rezim demokrasi dan mengawali otoriterianisme kekuasaan di Indonesia, yang �meminjam istilah Prof Ismail Sunny-- sebagai kekuasaan negara bukan lagi mengacu kepada democracy by law, tetapi democracy by decree.

Otoriterianisme pemerintahan Presiden Soekarno makin jelas ketika pada 4 Juni 1960 ia membubarkan DPR hasil Pemilu 1955, setelah sebelumnya dewan legislatif itu menolak RAPBN yang diajukan pemerintah. Presiden Soekarno secara sepihak dengan senjata Dekrit 5 Juli 1959 membentuk DPR-Gotong Royong (DPR-GR) dan MPR Sementara (MPRS) yang semua anggotanya diangkat presiden.

Pengangkatan keanggotaan MPR dan DPR, dalam arti tanpa pemilihan, memang tidak bertentangan dengan UUD 1945. Karena UUD 1945 tidak memuat klausul tentang tata cara memilih anggota DPR dan MPR. Tetapi, konsekuensi pengangkatan itu adalah terkooptasinya kedua lembaga itu di bawah presiden. Padahal menurut UUD 1945, MPR adalah pemegang kekuasaan tertinggi, sedangkan DPR neben atau sejajar dengan presiden.

Sampai Presiden Soekarno diberhentikan oleh MPRS melalui Sidang Istimewa bulan Maret 1967 (Ketetapan XXXIV/MPRS/ 1967) setelah meluasnya krisis politik, ekonomi dan sosial pascakudeta G 30 S/PKI yang gagal semakin luas, rezim yang kemudian dikenal dengan sebutan Demokrasi Terpimpin itu tidak pernah sekalipun menyelenggarakan pemilu.

Malah pada 1963 MPRS yang anggotanya diangkat menetapkan Soekarno, orang yang mengangkatnya, sebagai presiden seumur hidup. Ini adalah satu bentuk kekuasaan otoriter yang mengabaikan kemauan rakyat tersalurkan lewat pemilihan berkala. (*)

Sejarah Pemilu Indonesia

Pemilu 2004

Pemilihan Umum Indonesia 2004 adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat untuk memilih presiden secara langsung, dan cara pemilihannya benar-benar berbeda dari Pemilu sebelumnya.

Pada pemilu ini, rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden (sebelumnya presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR yang anggota-anggotanya dipilih melalui Presiden). Selain itu, pada Pemilu ini pemilihan presiden dan wakil presiden tidak dilakukan secara terpisah (seperti Pemilu 1999) -- pada pemilu ini, yang dipilih adalah pasangan calon (pasangan calon presiden dan wakil presiden), bukan calon presiden dan calon wakil presiden secara terpisah.

Pentahapan Pemilu 2004

Pemilu ini dibagi menjadi maksimal tiga tahap (minimal dua tahap):

1. Tahap pertama (atau pemilu legislatif") adalah pemilu untuk memilih partai politik (untuk persyaratan pemilu presiden) dan anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD, dan DPD. Tahap pertama ini dilaksanakan pada 5 April 2004.

2. Tahap kedua (atau pemilu presiden putaran pertama) adalah untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden secara langsung. Tahap kedua ini dilaksanakan pada 5 Juli 2004.

3. Tahap ketiga (atau pemilu presiden putaran kedua) adalah babak terakhir yang dilaksanakan hanya apabila pada tahap kedua belum ada pasangan calon yang mendapatkan suara paling tidak 50 persen (Bila keadaannya demikian, dua pasangan calon yang mendapatkan suara terbanyak akan diikutsertakan pada Pemilu presiden putaran kedua.

Akan tetapi, bila pada Pemilu presiden putaran pertama sudah ada pasangan calon yang mendapatkan suara lebih dari 50 persen, pasangan calon tersebut akan langsung diangkat menjadi presiden dan wakil presiden). Tahap ketiga ini dilaksanakan pada 20 September 2004.

Pemilu Legislatif 2004

Pemilu legislatif adalah tahap pertama dari rangkaian tahapan Pemilu 2004. Pemilu legislatif ini diikuti 24 partai politik, dan telah dilaksanakan pada 5 April 2004. Pemilu ini bertujuan untuk memilih partai politik (sebagai persyaratan pemilu presiden) dan anggotanya untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD, dan DPD. Partai-partai politik yang memperoleh suara lebih besar atau sama dengan tiga persen dapat mencalonkan pasangan calonnya untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu pada Pemilu presiden putaran pertama.(*)

Sejarah Pemilu Indonesia

Pemilu 1999

Setelah Presiden Soeharto dilengserkan dari kekuasaannya pada tanggal 21 Mei 1998 jabatan presiden digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Atas desakan publik, Pemilu yang baru atau dipercepat segera dilaksanakan, sehingga hasil-hasil Pemilu 1997 segera diganti. Kemudian ternyata bahwa Pemilu dilaksanakan pada 7 Juni 1999, atau 13 bulan masa kekuasaan Habibie.

Pada saat itu untuk sebagian alasan diadakannya Pemilu adalah untuk memperoleh pengakuan atau kepercayaan dari publik, termasuk dunia internasional, karena pemerintahan dan lembaga-lembaga lain yang merupakan produk Pemilu 1997 sudah dianggap tidak dipercaya. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Sidang Umum MPR untuk memilih presiden dan wakil presiden yang baru.

Ini berarti bahwa dengan pemilu dipercepat, yang terjadi bukan hanya bakal digantinya keanggotaan DPR dan MPR sebelum selesai masa kerjanya, tetapi Presiden Habibie sendiri memangkas masa jabatannya yang seharusnya berlangsung sampai 2003, suatu kebijakan dari seorang presiden yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebelum menyelenggarakan pemilu yang dipercepat itu, pemerintah mengajukan RUU tentang Partai Politik, RUU tentang Pemilu, dan RUU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD.

Ketiga draf UU ini disiapkan sebuah tim Depdagri, yang disebut Tim 7, yang diketuai oleh Prof Dr M Ryaas Rasyid (Rektor IIP Depdagri, Jakarta).

Setelah RUU disetujui DPR dan disahkan menjadi UU, presiden membentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang anggota-anggotanya adalah wakil dari partai politik dan wakil dari pemerintah.

Satu hal yang secara sangat menonjol membedakan Pemilu 1999 dengan pemilu-pemilu sebelumnya sejak 1971 adalah Pemilu 1999 ini diikuti banyak sekali peserta. Ini dimungkinkan karena adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik. Peserta Pemilu kali ini adalah 48 partai. Ini sudah jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah partai yang ada dan terdaftar di Departemen Kehakiman dan HAM, yakni 141 partai.

Dalam sejarah Indonesia tercatat, bahwa setelah pemerintahan Perdana Menteri Burhanuddin Harahap, pemerintahan reformasi inilah yang mampu menyelenggarakan pemilu lebih cepat setelah proses alih kekuasaan. Burhanuddin Harahap berhasil menyelenggarakan pemilu hanya sebulan setelah menjadi perdana menteri menggantikan Ali Sastroamidjojo, meski persiapan-persiapannya sudah dijalankan juga oleh pemerintahan sebelumnya.

Habibie menyelenggarakan pemilu setelah 13 bulan sejak dia naik ke kekuasaan, meski persoalan yang dihadapi Indonesia bukan hanya krisis politik, tetapi yang lebih parah adalah krisis ekonomi, sosial, dan penegakan hukum serta tekanan internasional.

Hasil Pemilu 1999

Meskipun masa persiapannya tergolong singkat, pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilu 1999 ini bisa dilakukan sesuai jadwal, yakni tanggal 7 Juni 1999. Tidak seperti yang diprediksikan dan dikhawatirkan banyak pihak sebelumnya, ternyata Pemilu 1999 bisa terlaksana dengan damai, tanpa ada kekacauan yang berarti. Hanya di beberapa daerah tingkat II di Sumatra Utara yang pelaksanaan pemungutan suaranya terpaksa diundur suara satu pekan. Itu pun karena adanya keterlambatan atas datangnya perlengkapan pemungutan suara.

Tetapi tidak seperti pada pemungutan suara yang berjalan lancar, tahap penghitungan suara dan pembagian kursi pada pemilu kali ini sempat menghadapi hambatan. Pada tahap penghitungan suara, 27 partai politik menolak menandatangani berita acara perhitungan suara dengan dalih pemilu belum jurdil (jujur dan adil). Sikap penolakan tersebut ditunjukkan dalam sebuah rapat pleno KPU. Ke-27 partai tersebut adalah sebagai berikut:

Partai yang Tidak Menandatangani Hasil Pemilu 1999. Nomor Nama Partai:

1. Partai Keadilan
2. PNU
3. PBI
4. PDI
5. Masyumi
6. PNI Supeni
7. Krisna
8. Partai KAMI
9. PKD
10. PAY
11. Partai MKGR
12. PIB
13. Partai SUNI
14. PNBI
15. PUDI
16. PBN
17. PKM
18. PND
19 PADI
20. PRD
21. PPI
22. PID
23. Murba
24. SPSI
25. PUMI
26 PSP
27. PARI

Karena ada penolakan, dokumen rapat KPU kemudian diserahkan pimpinan KPU kepada presiden. Oleh presiden hasil rapat dari KPU tersebut kemudian diserahkan kepada Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu). Panwaslu diberi tugas untuk meneliti keberatan-keberatan yang diajukan wakil-wakil partai di KPU yang berkeberatan tadi. Hasilnya, Panwaslu memberikan rekomendasi bahwa pemilu sudah sah. Lagipula mayoritas partai tidak menyertakan data tertulis menyangkut keberatan-keberatannya. Presiden kemudian juga menyatakan bahwa hasil pemilu sah. Hasil final pemilu baru diketahui masyararakat pada 26 Juli 1999.

Setelah disahkan oleh presiden, PPI (Panitia Pemilihan Indonesia) langsung melakukan pembagian kursi. Pada tahap ini juga muncul masalah. Rapat pembagian kursi di PPI berjalan alot. Hasil pembagian kursi yang ditetapkan Kelompok Kerja PPI, khususnya pembagian kursi sisa, ditolak oleh kelompok partai Islam yang melakukan stembus accoord.

Hasil Kelompok Kerja PPI menunjukkan, partai Islam yang melakukan stembus accoord hanya mendapatkan 40 kursi. Sementara Kelompok stembus accoord 8 partai Islam menyatakan bahwa mereka berhak atas 53 dari 120 kursi sisa.

Perbedaan pendapat di PPI tersebut akhirnya diserahkan kepada KPU. Di KPU perbedaan pendapat itu akhirnya diselesaikan melalui voting dengan dua opsi. Opsi pertama, pembagian kursi sisa dihitung dengan memperhatikan suara stembus accoord, sedangkan opsi kedua pembagian tanpa stembus accoord. Hanya 12 suara yang mendukung opsi pertama, sedangkan yang mendukung opsi kedua 43 suara. Lebih dari 8 partai walk out. Ini berarti bahwa pembagian kursi dilakukan tanpa memperhitungkan lagi stembus accoord.

Berbekal keputusan KPU tersebut, PPI akhirnya dapat melakukan pembagian kursi hasil pemilu pada 1 September 1999. Hasil pembagian kursi itu menunjukkan, lima partai besar memborong 417 kursi DPR atau 90,26 persen dari 462 kursi yang diperebutkan.

Sebagai pemenangnya adalah PDI-P yang meraih 35.689.073 suara atau 33,74 persen dengan perolehan 153 kursi. Golkar memperoleh 23.741.758 suara atau 22,44 persen sehingga mendapatkan 120 kursi atau kehilangan 205 kursi dibanding Pemilu 1997. PKB dengan 13.336.982 suara atau 12,61 persen, mendapatkan 51 kursi. PPP dengan 11.329.905 suara atau 10,71 persen, mendapatkan 58 kursi atau kehilangan 31 kursi dibanding Pemilu 1997. PAN meraih 7.528.956 suara atau 7,12 persen, mendapatkan 34 kursi. Di luar lima besar, partai lama yang masih ikut, yakni PDI merosot tajam dan hanya meraih 2 kursi dari pembagian kursi sisa, atau kehilangan 9 kursi dibanding Pemilu 1997. (*)

Sejarah Pemilu Indonesia

Setelah 1971, pelaksanaan Pemilu yang periodik dan teratur mulai terlaksana. Pemilu ketiga diselenggarakan 6 tahun lebih setelah Pemilu 1971, yakni tahun 1977, setelah itu selalu terjadwal sekali dalam 5 tahun.

Dari segi jadwal sejak itulah pemilu teratur dilaksanakan. Satu hal yang nyata perbedaannya dengan pemilu-pemilu sebelumnya adalah bahwa sejak Pemilu 1977 pesertanya jauh lebih sedikit, dua parpol dan satu Golkar.

Ini terjadi setelah sebelumnya pemerintah bersama-sama dengan DPR berusaha menyederhanakan jumlah partai dengan membuat UU No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar. Kedua partai itu adalah Partai Persatuan Pembangunan atau PPP dan Partai Demokrasi Indonesia atau PDI) dan satu Golongan Karya atau Golkar. Jadi dalam 5 kali Pemilu, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 pesertanya hanya tiga tadi.

Hasilnya pun sama, Golkar selalu menjadi pemenang, sedangkan PPP dan PDI menjadi pelengkap atau sekedar ornamen. Golkar bahkan sudah menjadi pemenang sejak Pemilu 1971. Keadaan ini secara langsung dan tidak langsung membuat kekuasaan eksekutif dan legislatif berada di bawah kontrol Golkar. Pendukung utama Golkar adalah birokrasi sipil dan militer. Berikut ini dipaparkan hasil dari 5 kali Pemilu tersebut secara berturut-turut.

Hasil Pemilu 1977

Pemungutan suara Pemilu 1977 dilakukan 2 Mei 1977. Cara pembagian kursi masih dilakukan seperti dalam Pemilu 1971, yakni mengikuti sistem proporsional di daerah pemilihan. Dari 70.378.750 pemilih, suara yang sah mencapai 63.998.344 suara atau 90,93 persen. Dari suara yang sah itu Golkar meraih 39.750.096 suara atau 62,11 persen.

Namun perolehan kursinya menurun menjadi 232 kursi atau kehilangan 4 kursi dibandingkan Pemilu 1971. Pada Pemilu 1977 suara PPP naik di berbagai daerah, bahkan di DKI Jakarta dan DI Aceh mengalahkan Golkar.

Secara nasional PPP berhasil meraih 18.743.491 suara, 99 kursi atau naik 2,17 persen, atau bertambah 5 kursi dibanding gabungan kursi 4 partai Islam dalam Pemilu 1971. Kenaikan suara PPP terjadi di banyak basis-basis eks Masjumi. Ini seiring dengan tampilnya tokoh utama Masjumi mendukung PPP.

Tetapi kenaikan suara PPP di basis-basis Masjumi diikuti pula oleh penurunan suara dan kursi di basis-basis NU, sehingga kenaikan suara secara nasional tidak begitu besar. PPP berhasil menaikkan 17 kursi dari Sumatera, Jakarta, Jawa Barat dan Kalimantan, tetapi kehilangan 12 kursi di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Secara nasional tambahan kursi hanya 5.

PDI juga merosot perolehan kursinya dibanding gabungan kursi partai-partai yang berfusi sebelumnya, yakni hanya memperoleh 29 kursi atau berkurang 1 kursi di banding gabungan suara PNI, Parkindo dan Partai Katolik.

Hasil Pemilu 1982

Pemungutan suara Pemilu 1982 dilangsungkan secara serentak pada tanggal 4 Mei 1982. Pada Pemilu ini perolehan suara dan kursi secara nasional Golkar meningkat, tetapi gagal merebut kemenangan di Aceh. Hanya Jakarta dan Kalimantan Selatan yang berhasil diambil Golkar dari PPP. Secara nasional Golkar berhasil merebut tambahan 10 kursi dan itu berarti kehilangan masing-masing 5 kursi bagi PPP dan PDI Golkar meraih 48.334.724 suara atau 242 kursi.

Hasil Pemilu 1987

Pemungutan suara Pemilu 1987 diselenggarakan 23 April 1987 secara serentak di seluruh tanah air. Dari 93.737.633 pemilih, suara yang sah mencapai 85.869.816 atau 91,32 persen. Cara pembagian kursi juga tidak berubah, yaitu tetap mengacu pada Pemilu sebelumnya.

Hasil Pemilu kali ini ditandai dengan kemerosotan terbesar PPP, yakni hilangnya 33 kursi dibandingkan Pemilu 1982, sehingga hanya mendapat 61 kursi. Penyebab merosotnya PPP antara lain karena tidak boleh lagi partai itu memakai asas Islam dan diubahnya lambang dari Ka'bah kepada Bintang dan terjadinya penggembosan oleh tokoh- tokoh unsur NU, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Sementara itu Golkar memperoleh tambahan 53 kursi sehingga menjadi 299 kursi. PDI, yang tahun 1986 dapat dikatakan mulai dekat dengan kekuasaan, sebagaimana diindikasikan dengan pembentukan DPP PDI hasil Kongres 1986 oleh Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam, berhasil menambah perolehan kursi secara signifikan dari 30 kursi pada Pemilu 1982 menjadi 40 kursi pada Pemilu 1987 ini.

Hasil Pemilu 1997


Sampai Pemilu 1997 ini cara pembagian kursi yang digunakan tidak berubah, masih menggunakan cara yang sama dengan Pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, dan 1992. Pemungutan suara diselenggarakan tanggal 29 Mei 1997.

Hasilnya menunjukkan bahwa setelah pada Pemilu 1992 mengalami kemerosotan, kali ini Golkar kembali merebut suara pendukungnnya. Perolehan suaranya mencapai 74,51 persen, atau naik 6,41. Sedangkan perolehan kursinya meningkat menjadi 325 kursi, atau bertambah 43 kursi dari hasil pemilu sebelumnya.

PPP juga menikmati hal yang sama, yaitu meningkat 5,43 persen. Begitu pula untuk perolehan kursi. Pada Pemilu 1997 ini PPP meraih 89 kursi atau meningkat 27 kursi dibandingkan Pemilu 1992. Dukungan terhadap partai itu di Jawa sangat besar.

Sedangkan PDI, yang mengalami konflik internal dan terpecah antara PDI Soerjadi dengan Megawati Soekarnoputri setahun menjelang pemilu, perolehan suaranya merosot 11,84 persen, dan hanya mendapat 11 kursi, yang berarti kehilangan 45 kursi di DPR dibandingkan Pemilu 1992. (okezone)

Kamis, 14 Mei 2009

Alamat Email Alumni SMPN 28 Batam Angkatan 2008/2009

SAAT ini, rekan kelas II di SMPN 28 Batam segera menyelesaikan pendidikannya.Mudah2an mereka lulus 100 persen, dan melanjutkan pendidikan ke sekolah-sekolah yang berkualitas. Perpisahan dengan mereka sudah diambang mata, bahkan sulit terealakkan. Tahniah untuk mereka yang sukses!

Supaya hubungan komunikasi dan silaturahim dengan sesama siswa yang ada, termasuk guru di SMPN 28 Batam tetap berjalan baik, kini sudah ada wadah berhimpun bagi semua alumni SMPN28 Batam, yaitu blog sekolah (www.smpn28batam.blogspot.com), email ikatan alumni (iluni_smpn28batam@yahoo.co.id) dan alamat di dalam facebook sekolah (smpnduadelapan Batam) . Anda bebas berkirim informasi. Asalkan sopan, membangun dan menjaga citra sekolah.

Kami menyadari rekan semua termasuk guru, merasa kesulitan berhubungan dengan siswa yang sudah tamat. Atas inisiatif sekolah, yang menjadi pioner Kepala SMPN 28 Batam, Mardi SPd, kini sudah tersedia beberapa alamat email, mantan siswa SMPN28 Batam, angkatan 2009. Selengkapnya tercatat dibawah ini. Bagi siswa atau alumni yang ingin bergabung, silakan kirim biodata ke alamat email: iluni_smpn28batam@yahoo.co.id, salinannya sebagai berikut:

SAAT ini, rekan kelas II di SMPN 28 Batam segera menyelesaikan pendidikannya.Mudah2an mereka lulus 100 persen, dan melanjutkan pendidikan ke sekolah-sekolah yang berkualitas. Perpisahan dengan mereka sudah diambang mata, bahkan sulit terealakkan. Tahniah untuk mereka yang sukses!

Nama : syahril
Kelas : 3b
No.ujian : 02-028-104-9
Email: syahril_28@yahoo.co.id

Nama : Nur fadhilah
Kelas : III b
No ujian : 02-028-061-4
Email: fadhilah_3b@yahoo.co.id

Nama : M. Ramadhan I.P
Kelas : 3b
No ujian : 02-028-050-7
Email: ramadhan_3b@yahoo.co.id

Nama : sepriyan farsadi
Kelas : 3a
No.ujian : 02-028-078-3
Email: sepriyan_3a@yahoo.com

Nama : Putri febri yanti
Kelas IXa
No. ujian :02-028-065-8
Email: putrifebri_ory3a@yahoo.co.id

Nama : Nadya Efendi
No Peserta : 02-028-056-9
Kelas : 3@
Email: nadyaefendi_3a@yahoo.co.id

Nama : Winda nelmi octaviani Hs
Kelas : 3a
Mapel : TIK
No.ujian : 02-028-093-4
winda_nelmi3a@yahoo.co.id

Nama:nurita novianti
Kelas:3a
Sekolah:smp 28
Nomor ujian:02-028-100-5
Email: nurita_3a@yahoo.co.id

Nama : Mery Astuti
Kelas : IX a
Sekolah: Smpn 28 Batam
No ujian : 02-028-047-2
Email: meryastuti_3a@yahoo.co.id

Nama: ng.shuny
Kelas: 3a
Mata pelajaran: TIK
No.ujian: 02-028-058-7
Email: ng.shuny_3a@yahoo.co.id

Nama : Muhammad Ridwan
Email: m.ridwan_3a@yahoo.co.id

Nama : Octa Viali
Kelas : 3 a
No ujian : 02-028-062-3
Email: octaviali_3a@yahoo.co.id

Nama: Risa Nanda Yusar
Kelas: IX A
No. Ujian: 02-028-099-6
Email: risanandayusar_3a@yahoo.co.id

Nama: sari wijayanti
Kelas 3a
No ujian 02-028-075-6
Email: sariwijayanti_3a@yahoo.com

Nama : Ria Chuswatun Hasanah
Kelas : IX_a
No Ujian : 02-028-068-5
Email: riachuswatun_3a@yahoo.co.id

Nama: seni mega wati
Kelas: 3 a
Sekolah : SMPN 28
No ujian : 02-028-077-4
Email: seni_3a@yahoo.co.id

Nama : fikrah primayanda
Mata pelajaran :tik
Kelas :3 B
No.ujian : 02-028-030-3
Email : fikrah_3b@yahoo.co.id

Nama: Surya Tanjung
Kelas: IX b
NoMorUjian:02-028-085-4
Email: surya_smp28@yahoo.co.id

Nama :meyliana
Kelas:3b
No ujian:02-028-049-8
Email: meyliana_3b@yahoo.co.id

Nama: anggela prameswari riscika
Kelas: 3b
No ujian: 02-028-007-2
Email: anggela.prameswari3b@yahoo.com

Nama:dewi sulpikah
Kelas:3a
No ujian:02-028-019-6
Email: dewisul_3a@yahoo.co.id

Nama :Tika ratnasari
Kelas :3B
Nomor Ujian :02-028-089-8
Email: tika_imutz3b@yahoo.co.id

Nama : Talcha
Kelas : 3b
no ujian :02-028-103-2
Email: talcha_3b@yahoo.co.id

Nama :dimaz abi
Kelas : IXA
Nomor Ujian : 02-028-021-4
Email: dimaz.aby_3a@yahoo.co.id

Nama : Dicky Eryzon
Kelas : IX a
No.ujian : 02-028-020-5
Email: dicky_3a@yahoo.com

Nama: Hermi Hermanto
Kelas: 3a
No.ujian: 02-028-036-5
Tanggal lahir : 29 maret 1993
Email: hermi_3a@yahoo.com

Nama: citra hati perdana
Kelas:3a
Nomor ujian:02-028-015-2
Email: citrahati_3a@yahoo.co.id

Nama : hesty delviani
Kelas : 3a
No.ujian : 02-028-037-4
Email: hestydelviani_3a@yahoo.co.id

Nama : Adi Kurnia
Email: adikurnia_3a@yahoo.com

Nama : Gusti Hermawansyah Putra
Kelas : IX a
No ujian : 02-028-034-7
Email: gusti_gokilz_3a@yahoo.com

Nama: Edi kurniawan
Kelas: 3a
No ujian: 02-028-024-9
Email: edi_3a@yahoo.com

Nama : eka putri
Kelas : 3a
Sekolah : smp 28
No Ujian : 02-028-025-8
Email: eka_putri_3a@yahoo.co.id

Nama : Dewi Asryana Abdullah
Kelas : 3a
No.ujian : 02-028-017-8
Email: dewi_asryana_3a@yahoo.co.id

Nama : ika savira putri
Kelas : 3a
Sekolah :smp n 28
Nomor ujian : 02-028-039-2
Email: ikasavira_3a@yahoo.co.id

Nama : Gilang Perdana S.
Kelas : 3 A
No Ujian : 02-028-033-8
Email: gilang_gokilz_3a@yahoo.com

Nama : dewi nurhayati
Kelas : 3a
No. ujian : 02-028-018-7
Tanggal lahir : 23 januari 1995
Gol darah : b
Email: dewi.nurhayati3a@yahoo.com

Nama : Ibrani Antoni Aruan
Kelas : 3.B
No. Ujian : 02-028-038-3
Email; ibraniantony3b@yahoo.co.id

Nama:Elinawati
Kelas:IX B
No.Ujian: 02-028-026-7
Email: elina3b@yahoo.co.id

Nama : Bagus Imam Febrianto
Kelas : 3B
No ujian : 02-028-013-4
Email: bagus_3b@yahoo.co.id

Nama: Ayu amelia
Kelas :3b
No ujian :02-028-011-6
Email: ayu_amelia3b@yahoo.co.id

Nama : fitri suryaningsih
Kelas : 3b
Nomor ujian : 02-028-098-7
Email: fitrisuryaningsih33@yahoo.co.id

Nama : Ade andriyanto
kelas : IX b
No.ujan : 02-028-002-7
Email: ade_andry28@yahoo.co.id

Nama : Bagus Imam Febrianto
Kelas : 3B
No ujian : 02-028-013-4
Email: bagus_3b@yahoo.co.id

Nama : frans daniel
Kelas : 3b
Nomor: 02-028-032-9
Email: frans_3b@yahoo.com

Nama:Sugeng A.s
Kelas: IX b
No ujian: 02-028-084-5
Email: sugeng_3b@yahoo.co.id

Nama : Siti rahayu
Kelas : 3 b
No.ujian : 02-028-082-7
Email: sitirahayu3b@yahoo.co.id

Nama:Yoppika canang setiawan
Kelas: IX b
No ujian:02-028-095-2
Email : yoppika_3b@yahoo.co.id

Nama:Robi seplani
Kelas: IX b
No ujian:02-028-071-2
Email : robi_3b@yahoo.co.id

Nama : Restu hasanudin rismanto
Kelas : 3b
No.ujian : 02-028-067-6
Email : hasan_3b@yahoo.co.id

Nama : Septiawati
Kelas : 3 b
No ujian :02 028 079 2
Email: ayuseptiawati@yahoo.co.id

Nama : Melisha
Kelas : 3b
No ujian : 02-028-046-3
Email: melisha_3b@yahoo.co.id

Nama : Syahril
Kelas : 3b
No.ujian : 02-028-104-9
Email: syahril_28@yahoo.co.id

Nama : Tofik Septofyandri hamar
Kelas : 3b
sekolah : smpn 28 batam
alamat : cikitsu A8.10 batam center
no peserta : 02-028-090-7
Email: tofik_28_3b@yahoo.co.id

Nama : Syarifah Ulia
Kelas: IXb
Nomor Ujian :02-028-087-2
Email: syarifah_3b@yahoo.com

Nama : Lusi
Nomor : 02-028-042-7
Tempat \Tgl Lahir :koto buruk Lb Alung,17 february 1994
Asal sekolah : SMP Negeri 28 Batam
Kelas: 3b
Email: lusi_girls3b@yahoo.co.id

Nama : Maharani Jalius
Kelas: IXb
Nomor Ujian: 020280454
Email: jaliusmaharani@yahoo.co.id

Nama : Donny Ardiyanto
No.Ujian :028-022-3
TGL Lahir:03 Januari 1994
Asal sekolah: SMPN028
Alamat : Kp Panglong Batu Besar
Email: donnyardiyandonny@ymail.com

Nama : DryasisKi Pratiwi
Kelas : 3b
No.Ujian : 02-028-023-2
Email: drya_siski3b@yahoo.co.id

Nama :fikrah primayanda
Kelas: 3 b
No ujian : 02-028-030-3
Email: fikrah_3b@yahoo.co.id

Nama : Ade andriyanto
Kelas : IX b
No.ujan : 02-028-002-7
Email: ade_andry28@yahoo.co.id

Nama : abdul kadir
Kelas: 9a
No.ujian : 02-028-001-8
Email: kadir_3a@yahoo.com

Nama : Winda nelmi octaviani Hs
Kelas : 3a
No.ujian : 02-028-093-4
Email: winda_nelmi3a@yahoo.co.id

NaMa : ZeiLa siFa Rosa
NoMor : 02 – 028 – 096 - 9
ttL : paNgkaL piNang, 19 juNi 1994
asaL sekoLah : SMPN 28 baTam
addRess : taMan doTaMana iNdah
ciTa - ciTa : aRsiTek
MoTTo : jUst be youR seLf
Email: rosa_cute_3a@yahoo.co.id

Nama : Febri suci andani
Kelas : 3a
No ujian : 02-028-027-6
febri_suci3a@yahoo.co.id

Nama : okta viali efurenza putra
Kelas : 3 a
No ujian : 02-028-062-3
Email: octaviali_3a@yahoo.co.id

catatan: dibuat pada hari Jum'at tanggal 15 Mei 2009, dalam ujian praktek mata pelajaran TIK dibawa bimbingin kepala sekolah, Mardi SPd, Guru Mata Pelajaran, Herman Sawiran dan guru pembimbing; Iselsariandi. Ujian dilaksanakan secara bertahap di warnet SPBU Simpang Kurnia Djaya Batam Centre, mengingat s/d TP 2009, SMPN28 Batam belum memiliki laboratorium komputer/multimedia yang bisa dijadikan sebagai sarana pembelajaran dan ujian. Mudah-mudahan alamat email ini bermanfaat, amin.


Senin, 11 Mei 2009

Selamat Jalan Sobat...

SAMBARAN Petir yang menggelegar di atas langit SMPN 2008 Batam, pada Senin siang tanggal 11 Mei 2009 menjadi pertanda khusus, atas kepergian rekan kami tercinta, Yudhistira siswa kelas II-c. Ya, sahabat "pendiam" itu kini telah tiada. Ia meninggalkan kami, setelah meninggalkan beribu kesan yang sulit untuk dilupakan.

Yudhistira meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan ketika mengendarai sepeda motor di atas jalan aspal depan PT Panasonic Sincom, Batam Centre, pada Minggu malam (10/5/2009). Ia berniat pulang ke rumah kediamannya di Perum Botania Raya.

Dimata rekan dan sahabat seangkatannya, Yudhi dikenal sebagai anak pendiam dan penurut. Pada malam kejadian, ia tengah menunaikan tugas dari orang tuanya, mengantarkan salah seorang anggota keluarganya yang baru saja datang dari Tanjunguban, dan hendak menginap di rumah salah seorang keluarganya di Batam Centre.

Dalam perjalanan pulang itulah, Yudhi mengalami musibah yang merenggut nyawanya. Kabarnya, motor yang ia kendarai masuk lobang, terpental, lantas terjerembab masuk ke dalam parit di tempat lokasi kejadian.

Setelah menjalani operasi pada bagian perut di RSBK Batam, Yudhi yang juga personil grup band Arloji itu, pergi meninggalkan kita dan orang-orang yang ia cintai untuk selamanya. Terakhir, Yudhi bergabung bersama rekannya di Arloji pada Sabtu (9/5), ketika mengikuti babak penyisihan festival band antar pelajar se Kepri di Golden Beach, Bengkong Laut.

Entah hal itu pertanda akan ada musibah atau tidak, yang jelas kala manggung di babak penyisihan, Arloji tampil memukau penonton, bahkan stick drum ditangan salah seorang rekannya 2 kali patah, sehingga membuat panitia festival agak sedikit kesal, karena persiapan stick drum mereka sudah habis.

Itulah takdir. Tanpa disadari, mungkin kejadian tersebut menjadi pertanda akhir dari kebersamaan Yudi dengan teman-teman sepermainannya. Bagi beberapa orang rekan, terutama sahabatnya di Arloji Band, Yudhi dianggap terlalu cepat meninggalkan mereka. Tapi, siapa pun diantara kita tak bisa mengira takdir. Tuhan telah memberikan jalan yang terbaik untuk dia.

Akhirnya, hanya do'a, berikut tangis yang bisa diberikan. Selamat jalan sobat. Walaupun kita jauh, Arloji itu masih tetap berdentang, walaupun petikan melodi guitarmu, telah membawa kami pada ruang nada yang bertaburkan sejuta kenangan. (*)

Sabtu, 09 Mei 2009

Anak Band Asal SMPN 28 Unjuk Kebolehan di Ajang Festival Band Pelajar se Kepri

a DUA grup band pelajar yang digawangi oleh siswa dan siswi yang berasal dari SMP Negeri 28, Sabtu tanggal 9 mei 2009, unjuk kemampuan pada festival band pelajar tingkat provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Festival yang berlangsung di Golden Beach, Golden Prawn Bengkong Laut Batam itu diikuti sedikitnya puluhan peserta, dari berbagai daerah kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau.

Anak-anak band asal SMPN 28 Batam, pada babak penyisihan Sabtu menurunkan dua band sekaligus, yaitu grup band Fexsi dan Arloji. Grup Fexsi di perkuat Sintia (IIb), Fenny (IIb) , Fetry (IIa). Sementara Arloji sebagian besar digawangi lima anak cowok yang masih duduk di kelas II (dua). Diantaranya Dicky dan Yudi.

Pada babak penyisihan, kedua grup tampil dengan nomor undian berbeda. Arloji tampil duluan, sedangkan fexsi tampil setelah Arloji manggung. Arloji tampil memukau penonton. Aksi panggung Dicky Cs, membuat panggung seolah bergetar, terutama saat mereka tampil lepas menyanyikan lagu Topeng. Dua kali tampil, drummer Arloji, dua kali pula stick drum patah. "kawan-kawan tadi semangatnya luar biasa," sebut Dicky, guitaris Arloji.

Feksi yang tampil terakhir juga tak kalah seru. Saat mereka tampil, ribuan mata penonton tampak melirik ke panggung, menampil aksi panggung mereka yang cukup terkesan interaktif . Mungkin karena personil Fexsi sebagian besar adalah cewek.

Ketua OSIS SMPN 28 Batam, Regi mengaku bangga dengan prestasi rekannya. Guna membangun kekompakan, Regi mengharapkan dukungan moril kepada anak-anak SMPN 28, supaya Feksi dan Arloji, lolos masuk ke babak berikutnya. Pada babak penyisihan kemarin, panitia festival menyebutkan, hasil akhir lomba Sabtu kemarin, diumumkan pada tanggal 17 Mei 2009.

"Kami berharap Feksi dan Arloji menang. Kalau menang, harapan saya semua siswa diharapkan bisa memberikan mereka dukungan. Salah satunya, dengan menyaksikan penampilan kedua mereka," ujar Regi, Ketua OSIS SMPN 28 Batam, yang ikut menyaksikan penampilan Fexsi dan Arloji, hingga babak penyisihan pertama usai, pada pukul 21.00 Wib. (*)

Jumat, 08 Mei 2009

RAPUNZEL

A long time ago there lived a young couple, a man and his wife. His wife was expecting their baby. She wanted a plant that only grew in her neighbor’s garden. She wanted it so much. She even intended to steal it herself, but later on, she sent her husband to steal it.‘Oh my husband, I want that plan .

Would you take it for me” she have to the her husband.“Oh my wife, I am afraid .. but for our baby.

I will do everything” the husband answered. Unfortunately, “Mother Gothel” the owner of the garden caught him doing it. She was a witch. Then mother Gothel forced the couple to give their first baby to her. “I lost my lovely plant, so you most louse your lovely. Thing too, and I want your first baby !! “m’ gothel said angry.

A few months later, the baby was born. It was a girl and named Rapunzel. Soon, this baby was taken away to live with Mother Gothel. Rapunzel grew to be a beautiful young girl with her long golden hair. At the first, she was cared for in a normal way. When she reached puberty, she was locked in a tower so that she would never leave Mother Gothel.

The tower stood in the forest. It could only be entered by climbing on Repunzel’s long heir. Every night in my dream I see you,I feel you that is how I Know you go on. To cheer herself up, she loved to sing. One day, young prince was out hunting.

He stumbled upon the tower. He heard Rapunzel’s beautiful voice. He decided that he most meet her. He spied and, by watching Mother Gothel,”Abra Kadabra” mother said password. learned the words he had to say to have Rapunzel drop her hair.”Abra Kadabra” he said for password after m’gothel leavid rapunzel. The prince visited her often and the two fell in love.

Then, Rapunzel made a plan to escape from the tower. She wanted to be with the prince. She asked the prince to bring a skein of silk each time he visited.” Oh my love, bring me askem of silk” she asked She might weave a ladder for her escape.

Unfortunately, Mother Gothel caught on.” You maked me angry, so I will make you sad !!” mother gothel punished them. Then she banished Rapunzel to the desert. She threw the prince from the tower into a thorny bush. The thorns made the prince blind and he roamed the earth searching for his love.

Eventually, the found each other and the prince’s eyes were healed by Rapunzel’s tears of happiness.So, the message can we takw it from this story never stealing cause that can be habit and endanger for other. Add be a patient cause it’s way for happiness and we will get what ever we need.(*)


The effect of free sex to teenager

As we have known, in our country there are many problems that happened. One of them is free sex. The ironic of this problem is that this problem was done by young people of our country. Did you know the effect of free sex? Of course it will give many bad effects to our life. Many young people were broken their life. Many babies were born without their father. And many girls killed their babies by Abortion.

Let’s look our life in the future time, if free sex don’t be stop right now. I believe that our future life will never be right. So, we have no change, we must work hard to solve this problem.

There are many ways to solve this problem. One of them is make a religious activity for young people. By religious knowledge young people will increase their believing. And by strong relieving young people will not have a negative thinking and free sex will never be done.

The second way to solve this problem is give young people an explanation about the bad effect of free sex. It must be given at school. So by the knowledge about sex, they can make commitments to care their future life from the effect of free sex.

And another way is increase parent’s attention to their kids to be harder. Parents must keep a special time for their children, it’s important, because without parent attention, some time the children will do every thing they won’t not every thing right.

If we want our future life well, we must stop free sex in our life right now. Where ever and when ever, let’s say no to free sex. (*)

General Election

As we have known that the General Election is citizenry party. It’s an important event. Where, in this day the best one of country will be chosen to be a president. All nation of country hope their country be the best country, and the best country needs a best president.

We have known that there are four principle of General Election in our country, they are; directly, generally, free and secretly.

“Directly” means that the election must be carried out without any mediator. So, each of citizen must to choose their selves.

“Generally” means that the election must be carried out globally. So, all of citizen must to choose together on the same day.

“Free” means that the election must be carried out based on the citizen’s freedom. So, each of citizen can choose based on their choice.

“Secretly” means that the election must be carried out in the special room. Where, the citizen can choose quietly and will not be known by another.

If we carried out the General Election by use these principles well, I believe that it will go on orderly. Let’s do our best for our country that we love so much. Don’t do any thing that may be able to make our country be dissolved. This differenced just for a moment. In the next day we’ll be one again; one nation, one language, and one country…. Indonesia. (*)

Visit Batam 2010

As we have known, Batam is one of interesting city in Indonesia. Many tourists have visited this city. Do you know why? I think it’s impossible they visit here without any reason. Of course they visited here, because there are many things that were able to make them feel interested.
Batam has an interesting history and many beautiful beaches. Every body knew that Batam city exist in Riau Island. Where, this island exists in strategic place for transaction. It exists among two countries, they are Malaysia and Singapore.

There are many tourism object in Batam, they are; Barelang bridge, Vietnam Village, Ocarina beach and many other beaches. Those are special tourism object in Batam city that can make the local tourist and international tourist interest to visit our city. So by our government’s project that called “visit Batam 2010” they must repairer to make them more beautiful and we have to make an innovative idea for build a new tourism object in Batam.

Batam is a big city that we love so much. let’s build this city together. By the wish words “go to Batam Bandar Dunia Madani”, we support “Visit Batam 2010”. (*)



Sungai Jodoh

A long time ago in the deep of Batam Island, there’s a village where a girl who has not parent stayed there called Mah Bongsu, she became a servant in Mah Piah’s house. Mak Piah has a daughter named Siti Mayang. One day Mah Bongsu washed her boss’s clothes in a river. “Snake …!” Mah Bongsu screamed when she see the snake closer, actually, it was not dangerous. It was swimming over there to show its injury on its back. Mah Bongsu encouraged her self to take the sick snake, and bring it at home.

Mah Bongsu kept the snake till it’s healthy and be well. The outer skin of the snake got peeled off little by little. Mah Bongsu took the skin and burned it. Miracle …. When Mah Bongsu burn the skin, suddenly have a big fog. If the fog directed to Singapore suddenly appeared a stack of gold and money. If the fog directed to Japan, suddenly appeared many electronic those made in Japan. If the fog directed to Bandar Lampung town, suddenly appeared a dozen of Tapis Lampung Clothes. In a two month till three month Mak Bungsu be more rich than Mak Piah.

Mbah Bungsu has made the other people of the town thought hard. “I believe that she has Tuyul?” Mak Piah said. Than Pak Buntal underlined his wife’s statement “she hasn’t Tuyul! But she stalled my wealth”. Many people wanted to know why Mah Bongsu became rich. But it wasn’t simple, they looked it for hardly for a long time. But it was never success.

“Its no problem, we didn’t loose anything!” Mak Ungkai said to her nightbour. Mak Ungkai and her neighbor so said thank you to Mak Bungsu. She had helped for their needs. Mak Bungsu also helped everyone who need her help. They said that Mak Bungsu was a nice person.

Mak Piah and Siti Nayang were joules. Almost every night they spy on Mak Bungsu’s house.” Wow, there is a big snake?” Mak Piah said. “If we burn the sneke’s skin, we will get gold!” Mak Piah said slowly. “Mmm…. I must get the big snake like that”. Mak Piah said to her self.

So Mak Piah went to forest to looking for a snake. Just for a moment she got a snake that has poison. “This snake must be able to give me more gold, I trust it! She was thinking. Than, she went home with bring the snake. At night Siti Mayang slept with the snake, “I am afraid the snake bite me!” She screamed. “Don’t afraid my daughter. Keep your brave; the snake will make us be a rich”. Mak Piah said.

Next day, Mah Bungsu’s snake was well from its sick. She loves it so much. When she gave food for the snake, she surprised. “Don’t be surprised! Bring me to the river that we have met first”, the snake said. In the river, the snake talked what it’s willing. “Mah Bungsu I won’t to give you some thing as a present for your help that has given to me” the snake said. I want you be my wife, it continued. Mah Bungsu feel surprised, she can’t say any thing.

The snake leaved its skin and became a handsome young man and the skin became a beauty house. That’s why this place called “Tiban” the meaning of Tiban is getting something big suddenly.

Finally they both were married and happy together. They make a big party to celebrate this special day. Many guess came and gave congratulation to them.

Beside these, Mak Piah who has bad characters was so sad. Her daughter Siti Mayang was died by the snake’s poison.

In the past time, the people who life over there believes that the river where Mah Bungsu met with the snake was a mirage place. We have known that mirage in Indonesia means Jodoh and river in Indonesia is Sungai. That’s this please called “Sungai Jodoh”.

Kamis, 07 Mei 2009

Indahnya Indonesiaku

Jika aku di ajak berkeliling Indonesia,Aku Senang Sekali!Yang paling ingin aku kunjungi adalah Perkampungan Suku Asmat.Pakaian Adat Mereka Sangat Unik. Hiasan Hidung Mereka Terbuat dari Tulang bia-bia.

Aku ingin berkunjung ke Surau Nagari, di Lubuk Bauk, karena surau tiga tingkat itu dibangun tidak menggunakan paku. Aku ingin ke kampung orang asing, penduduk asli Banyuwangi. Aku mau merasakan keindahan dan kemeriahan pesta loncat kasur,diantara umbul-umbul, kain batik, yang dijemur menjelang idul adha. (*)

Ditulis Oleh: Vikria, Siswa Kelas VII c SMPN 28 Batam pada Kamis, 6 Mei 2009

Kumpulan Pituah Siswa

Sifat Tahu Diri*

Pituah Kesatu

Wahai Ananda Pegang Amanah
Tahu Diri Sifat Bertuah
Tahu Berjalan Mengatur Langkah
Tahu Berkata Mengatur Lidah

Pituah Kedua

Wahai Ananda Dengarlah Peri
Bertuah Hidup Tahukan Diri
Tahu Dimana Tempat Berdiri
Tahu Dimana Tempat Berhenti

Pituah Ketiga

Wahai Ananda Intan di Karang
Pegang Kokohlah Amanah Orang
Kepercayaan Orang Jangan Dibuang
Supaya Hidup Dijalan Terang

Pituah Keempat

Wahai Ananda Peliharalah Janji
Kepercayaan OrangJjangan Khianati
Saat Setia Sampailah Mati
Supaya Namamu Tidak Terkeji


* Pituah ini ditulis siswa kelas VIII d, SMPN 28 Batam pada 6 Mei 2009, dan juga dimuat pada Mading Dupan, SMPN 28 Batam. Siswa Kelas VIII D dibina Kepala Sekolah melalui Walikelas, Syafrida AMd

Jasamu Akan Ku Kenang

Oleh : Diana *

Engkaulah yang mengajarku
Jika Aku Kesulitan
Guru, Kaulah yang membantuku
Dalam senang maupun susah
Kaulah yang mengajarku,
Sampai aku tumbuh pintar dan cerdas

Tapi
Aku hanya menikmati,
Segenap kata-kata dirimu
Walaupun Engkau Sering memarahiku,
Menghukumku.

Tapi Aku Tahu
Kau bukan orang sejahat itu
Semua Jasamu akan ku kenang selalu
Sampai Akhir Hidupku
Aku akan selalu mendo’akanmu
Semoga engkau bahagia di hari nanti

Guruku Semua jasamu, Budi baikmu
Akan semua yang aku alami ini
Bisa kau alami selalu
Engkau bagaikan malaikat dunia
Tanpa kepintaranmu

Aku tidak bisa seperti ini
Terimakasih atas pengorbanan
Jasa yang engkau berikan kepadaku, Guruku.

* Bio File: Diana, usia 13 tahun. Sekarang duduk dibangku kelas I C, SMP Negeri 28 Batam. Diana lahir di Langsa, Aceh, 5 Oktober 1996. Prestasi yang diukir, juara I lomba mewarnai SMAM di Batam, dan pernah mengikuti speech contest bahasa Inggris pada peringatan Hardiknas 2009. Diana memiliki keluarga di Hongkong, dan pernah mengunjunginya pada tahun 2000. Cita-cita: Arsitek

Cinta Bumi, Hilang Dari Bumi

BERDASARKAN penelitian dari para ilmuan yang tergabung dalam kelompok diskusi Inter-Govermental on Climate Change (IPCC), selama tahun 1990-2005 suhu bumi sudah meningkat sebanyak 0,15.0,3 derjat celcius. Perkiraan IPCC, sampai tahun 2050 atau 2070 nanti, suhu bumi akan terus meningkat sampai 2-4,2 derjat celcius. Hal ini mengakibatkan permukaan air laut terus meninggi sampai 1 (satu) meter di akhir abad ini.

Menurut pakar, professor Kenneth, dari State University of New Jersey, sejak tahun 1850 permukaan air laut itu sekarang naik sekitar 2 mm pertahun. Padahal katanya, 150 tahun lalu dan beberapa ribu tahun sebelumnya, rata-rata kenaikan air laut hanya sekitar 1 mm pertahun. Hal ini disebabkan meluasnya penggunaan bahan bakar dan maikin tingginya dampak yang timbul karena efek gas rumah kaca.

Akibat dari terus meningginya permukaan air laut itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peserta pertemuan United Nation Framework Conventiona on Climate Change (UNFCC) adalah, 42 negara yang memiliki pulau-pulau kecil (Small Islands Developing States (SIDS) terancam tenggelam. Negara-negara ini berada dan tersebar du perairan Afrika, Asia, Pacific, Karibia dan Mediterania. Kekuatiran lainnya, kalau air laut naik 50 meter saja, kepulauan Maladewa di Samudra Hindia, dan 60 persen wilayah Pulau Grenada di Karibia juga diprediksi akan ikut tenggelam.

Pakar Lingkungan Hidup Indonesia, Professor Emil Salim, pemanasan global tetap nggak dikendalikan, dalam 30 tahun mendatang, sebanyak 2 ribu pulau-pulau di Indonesia akan menyusul tenggelam. Bahkan sebagian wilayah Jakarta, jawa barat, dan banten diprediksi akan ikut tenggelam pada akhir abad ini.

Peneliti dari Institut Tekhnologi Bandung, Dr Army Susandi,MT mengatakan setiap 10 cm kenaikan air permukaan laut, bisa merendam 10 m kawasan pantai. Menurut perkiraannya pada tahun 2030, Bandara Soekarno-Hatta pun mungkin sudah terendam,lho!

Pendapat lainnya disampaikan Direktur Pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Perikanan dan Kelautan RI di Jakarta. Menurut dia, selama 2 tahun yaitu sejak 2005-2007, sebanyak 24 pulau kecil yang sudah teridentifikasi dan memiliki nama di sejumlah wilayah di Indonesia, tenggelam dan penyebabnya mayoritas karena penggerusan atau abrasi pada permukaan air laut. Kondisi ini sebagian terjadi karna adanya aktifitas eksploitasi alam seperti penambangan pasir laut, untuk kepentingan komersil. Tiga pulau lainnya, tenggelam karena Tsunami Aceh, yang terjadi pada tahun 2004 silam.

Adapun lokasi pulau yang tenggelam tersebut diantarnya adalah 3 pulau Aceh, 5 pulau di Kepulauan Riau, 2 pulau di Sumatera Barat, 1 Pulau di Sulawesi Selatan, 7 pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta, dan beberapa pulau lainnya masih di wilayah pulau Sumatera.

Jadi menghilangnya beberapa pulau dari peta belakangan ini, ternyata ini bukan Cuma kisah buku legenda lho? Gara-gara mencairnya es di kutub utara, abrasi air laut karena aktifitas eksploitasi sumber daya alam, ternyata bisa bikin pulau-pulau kita nggak terlihat lagi dalam peta. Bisa jadi, dalam beberapa tahun kedepan, kita nggak punya Jakarta lagi, dan juga daerah pesisir lainnya. Parahnya, jangan-jangan pulau kita juga ikut tenggelam.

Nah, makanya fren, nggak ada salahnya mulai sekarang kita cintai bumi sekarang! Dan ikut menyelamatkannya dengan cara melakukan kegiatan penghijauan, tidak hanya di sekolah, tapi juga pada areal-areal tertentu yang kita anggap patut untuk segera dihijaukan. Trus, kita juga hati-hati saat ingin membuang sampah. Sampah yang kita hasilkan harus dibuang sesuai jenisnya, basah, kering dan berbahaya. Bagi kamu yang masih terbiasa membuang sampah sembarangan, mulailah merubah sikap, karena perbuatan kamu bisa-bisa, dapat merugikan kepentingan orang banyak. Bagi yang punya kendaraan, ingatkan orang tuanya supaya tidak boros dalam menggunakan bahan baker minyak atau gas. (*)

Tulisan ini ditulis oleh siswa kelas VIIIa, SMPN 28 Batam, dan karya jurnalistik pelajar ini juga telah dimuat pada majalah dinding sekolah, pada edisi bulan Mei 2009.

Rabu, 06 Mei 2009

Hardiknas Lalu

PADA Sabtu tanggal 2 Mei 2009 lalu, majelis guru dan seluruh siswa kelas satu sampai kelas III di SMPN 28 Batam mengadakan apel upacara bendera, memperingati Hari Pendidikan Nasional. Berbeda dari tahun sebelumnya, Hardiknas tahun ini kami selenggarakan secara sederhana di halaman sekolah, sambil duduk bersama-sama menyaksikan lomba pidato dalam bahasa inggris oleh peserta yang mewakili semua kelas.

Acara tersebut cukup berkesan. Apalagi, kakak kelas III sudah selesai melaksanakan Ujian Nasional. Ketika bersama-sama, wajah mereka kelihatan cukup sumringah. Kebahagiaan tersebut seolah ingin terulang lagi, walaupun hal tersebut tidak mungkin terjadi.

Pada saat yang sama, sekolah kami juga melakukan kegiatan penghijauan guna memperingati hari bumi. Karena sekolah kami terbilang baru ditempati. Jadi wajar bila suhu udara di sekolah kami selama ini terkesan sedikit panas. Kegiatan penanaman 200 batang pohon penghijauan tersebut sekaligus bakti kami mengurangi dampak pemanasan global (global warming) yang kini telah menjadi isu sentral bagi seluruh rakyat di belahan dunia.

Sekolah kami baru 3 tahun menempati gedung baru di Taman Raya Tahap III. Jumlah muridnya tahun ini sebanyak 380 orang, termasuk kakak kelas III. Sebagai junior, kami sangat mengharapkan siswa kelas III yang menjadi peserta pada Ujian Nasional lalu bisa lulus seratus persen, karena hal itu akan menjadi bukti bahwa kami dan guru benar-benar serius ingin memperbaiki kualitas diri dan kualitas anak bangsa ini. (*)
Foto Lainnya



Sabtu, 02 Mei 2009

Masih Ada Masa Depan!

Prestasi besar tim Indonesia dalam Konferensi Internasional Saintis Muda Ke-16 di Polandia, 16-24 April, ibarat hadiah Hari Pendidikan 2009.

Ada beberapa alasan. Pertama, masih ada berita menggembirakan di tengah hiruk-pikuk perpolitikan yang menyita perhatian. Kedua, masih muncul keberhasilan emas anak-anak negeri ini di tengah karut-marutnya praksis pendidikan.

Dan ketiga, masih ada sekelompok kecil anak muda yang tidak menyia-nyiakan anugerah dan talenta di tengah jutaan rekan mereka yang tidak bisa bersekolah, tidak punya masa depan karena faktor kemiskinan, kelalaian orangtua, korban kejahatan, atau gaya hidup berseliweran di mal atau terjerat narkoba.

Keadaan ini bukan salah mereka, bukan juga orangtua mereka. Kesalahan ada pada pengambil keputusan, kita juga. Kita lalai mengembangkan praksis pendidikan dan iklim masyarakat yang kondusif-suportif.

Gugatan atas praksis pendidikan berikut segala kebijakannya perlu ditangkap sebagai rasa memiliki. Tanpa menolak adanya motivasi latah, hampir semua gugatan disertai usulan dimotivasi komitmen kita, mengemban amanah UUD 1945 ”mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Mari kita bersama-sama menemukan jalan tengah. Taruhlah satu contoh, kasus terakhir, ujian nasional (UN). Masyarakat mulai menerima UN sebagai salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan.

Akan tetapi, ketika UN akan ditingkatkan sebagai kriteria masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi, keberatan masyarakat bisa diterima. Ada perbedaan besar antara ujian masuk sebagai achievement test dan tes masuk sebagai predictive test.

Nalar masyarakat tidak kalah cerdas dibandingkan dengan nalar para pengambil keputusan. Kita hargai keputusan departemen teknis untuk menempatkan hasil UN sebagai bukan satu-satunya syarat kelulusan, bukan juga tiket masuk, juga kebebasan sekolah dan guru sebagai instansi paling berwenang soal keberhasilan belajar.

Kita ambil sisi positif pengurangan besaran anggaran pendidikan anggaran 2009. Walaupun kebijakan itu ibarat cermin belum ditempatkannya kegiatan kependidikan sebagai prioritas utama. Sudah waktunya sekolah, khususnya guru, memperoleh apresiasi atas profesinya, di antaranya selain kewenangan di sekolah, juga menuntaskan program sertifikasi.

Hari Pendidikan 2 Mei 2009 terutama merupakan kesempatan mengapresiasi keterbukaan para pengambil kebijakan. Kedua, berterima kasih kepada para pendidik dan mereka yang bekerja di lingkungan kependidikan. Ketiga, keberanian mengembangkan sistem pendidikan yang jauh dari kepentingan politik, apalagi dengan proyek-proyek mercu suar tiru-tiru.(kompas.com)

BOS Tidak Akan Dipotong

Sabtu, 2 Mei 2009 | 03:29 WIB
Jakarta, Kompas
- Sekalipun pagu indikatif anggaran pendidikan akan turun pada RAPBN 2010, Depdiknas tidak akan menurunkan anggaran untuk program yang langsung menyentuh masyarakat. Bantuan operasional sekolah atau BOS, misalnya, besarnya anggaran akan tetap dipertahankan.

Seperti diwartakan sebelumnya, anggaran pendidikan tahun 2010 ditargetkan senilai Rp 195,63 triliun atau berkurang Rp 11,7 triliun dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 207,41 triliun. Dengan anggaran Rp 195,636 triliun, anggaran pendidikan 2010 setara dengan 20,6 persen dari total RAPBN 2010. Anggaran pendidikan tahun 2009 sebesar 21 persen dari APBN. Penurunan anggaran pendidikan ini karena pemerintah tahun depan akan fokus pada upaya pemulihan perekonomian nasional dan pemeliharaan kesejahteraan rakyat.

Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional Dodi Nandika mengatakan, besaran anggaran 2010 tersebut merupakan pagu indikatif. ”Angkanya masih bisa berubah. Secara makro dari Departemen Keuangan ada penurunan. Kalaupun itu terjadi, Departemen Pendidikan Nasional siap melaksanakan. Persentase anggaran juga tidak di bawah 20 persen,” ujarnya.

Departemen Pendidikan Nasional sudah mencermati program-program yang akan diprioritaskan dan disisihkan. Namun, dia menegaskan, rancangan program yang menyentuh langsung masyarakat, seperti bantuan operasional sekolah, bantuan operasional manajemen mutu, dan pembelian hak cipta buku pelajaran, akan dipertahankan.

”Pengurangan anggaran akan dilakukan pada pos-pos yang tidak prinsip, antara lain bantuan-bantuan yang sifatnya bukan langsung untuk pendidikan.

Penelitian di perguruan tinggi terkait pengembangan bidang keilmuan tidak terganggu, tetapi yang sifatnya penelitian di bidang kebijakan akan sedikit terkurangi,” ujarnya.

Disesalkan

Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mengatakan, Jumat (1/5), pihaknya sangat prihatin dan menyesalkan adanya kemungkinan penurunan anggaran pendidikan tersebut. Menteri Pendidikan Nasional berkewajiban meyakinkan agar semua departemen mempunyai niat sama untuk membangun sumber daya manusia melalui pendidikan.

PGRI sendiri pernah mengajukan uji materi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang belum memenuhi ketentuan anggaran pendidikan 20 persen ke Mahkamah Konstitusi bersama Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia.

”Anggaran pendidikan seharusnya tidak turun, terlebih lagi kebutuhan penggajian dan pendidikan meningkat,” ujarnya. Dia berharap pula anggaran untuk kesejahteraan melalui pemberian tunjangan profesi dan fungsional guru tidak terganggu.

Hal senada diungkapkan Direktur Institute of Education Reforms Utomo Dananjaya. Penurunan anggaran pendidikan itu, menurut dia, bukan karena pemerintah tidak memiliki dana, melainkan komitmen pemerintah pada pengembangan pendidikan dan kebudayaan masih kurang.

”Padahal, tanpa pembangunan pendidikan yang serius sangat sulit mengejar peradaban yang tinggi,” kata Utomo. (INE/kompas.com)

Hilangnya Sistem Pendidikan Nasional

SISTEM pendidikan nasional telah kehilangan roh nasionalnya akibat kebijakannya yang bertumpu pada basis material dan formalisasi agama. Kuatnya basis material itu dipicu dorongan dari luar, sedangkan kuatnya formalisasi agama merupakan dorongan dari dalam pascareformasi politik 1998.

Kuatnya peran kapital dalam pendidikan itu ditandai oleh munculnya berbagai kebijakan yang lebih bersifat padat modal, misalnya pendidikan berbasis IT, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, sertifikasi ISO, world class university, double degree, memprivatisasi perguruan tinggi negeri menjadi perguruan tinggi badan hukum milik negara, hingga memprivatisasi semua lembaga pendidikan melalui pengesahan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan. Semua kebijakan itu lalu membentuk watak pendidikan menjadi korporasi, menutup akses orang miskin untuk mendapat layanan pendidikan, praksis pendidikan pun menjadi monoton, kering, tidak berpijak pada budaya masyarakat. Fungsi pendidikan sebagai proses integrasi bangsa terabaikan.

Dampak kuatnya peran kapital itu secara institusional, cara menilai kinerja Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) pun hanya dari satu sisi, yaitu daya serap anggaran, tidak dilihat bagaimana implikasi penggunaan anggaran terhadap kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan secara gagasan, Depdiknas menempatkan perolehan sertifikasi ISO sebagai simbol keberhasilan pengelolaan lembaga pendidikan. Padahal, selain sertifikat ISO tidak gratis (padat modal), juga standardisasi proses pendidikan akan menumpulkan kreativitas guru, inovasi, serta menghilangkan model-model pendekatan nonmanajerial (humanis, budaya, nilai, dan lainnya) karena semua harus berjalan sesuai dengan standar baku yang sudah ditentukan asesor.

Memerdekakan manusia

Ki Hadjar Dewantara, pendiri Perguruan Tamansiswa sekaligus salah seorang peletak dasar sistem pendidikan nasional, menyatakan, maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). Dalam pendidikan harus diingat, kemerdekaan bersifat tiga macam, yaitu berdiri sendiri (zelfstandig), tidak tergantung orang lain (onafhankelijk), dan dapat mengatur diri sendiri (vrijheid, zelfbeschikking).

Implikasi konsep Ki Hadjar adalah pendidikan harus mampu menumbuhkan makhluk sosial agar dapat menjadi bagian integral masyarakat-bangsa. Karena itu, dalam praksis, proses pendidikan tidak dibangun berdasarkan prinsip persaingan, tetapi kerja sama. Karena itu, model-model pendidikan melalui permainan itu penting karena permainan selalu mengajarkan kerja sama antartim.

Konsep Ki Hadjar itu diturunkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 tentang Pokok-pokok Pengajaran di Sekolah. Ini berbeda dari tujuan pendidikan nasional dalam UU No 20/2003 tentang Sisdiknas yang lebih membentuk manusia sebagai makhluk individu. Konsekuensinya, kebijakan turunannya diarahkan untuk membentuk manusia sebagai makhluk individu yang harus bersaing dengan sesama. Kebijakan pendidikan seperti ini menciptakan segregasi masyarakat berdasarkan basis ekonomi (mampu dan tidak mampu). Padahal, Ki Hadjar mengingatkan, sekolah itu bukan toko, tetapi perguruan (tempat guru tinggal atau dapat diartikan tempat studi). Sebagai tempat studi, siapa saja bisa datang untuk menimba ilmu. Kalau toko, hanya mereka yang punya uang yang dapat mengakses, yang tidak punya uang hanya menonton.

Formalisasi agama

Faktor internal yang turut menghilangkan ciri nasional sistem pendidikan kita adalah kuatnya keinginan sebagian kelompok untuk membentuk sistem pendidikan yang lebih agamis dan itu terakomodasi dalam UUD 1945 hasil amandemen. Ayat 2 Pasal 31 UUD 1945 yang asli mengatakan, ”Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional; yang diatur dengan undang-undang”. Tetapi Ayat 3 Pasal 31 UUD 1945 diamandemen menyatakan, ”Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Implikasi kedua pasal itu jelas berbeda terhadap turunannya (Sisdiknas) dan kebijakan lain.

Pada tingkat praksis kita melihat, dari soal seragam (bagi siswi, pakaian bawah harus sampai menutup tumit), salam pembuka/penutup di kelas, pilihan jenis kegiatan di sekolah, sampai pengaturan tempat duduk di ruang kelas kini banyak didasarkan pada pandangan agama. Ironisnya, praksis pendidikan semacam itu justru lebih kuat terjadi di sekolah-sekolah negeri yang seharusnya lebih universal dan netral sehingga dapat menjadi pilihan pertama bagi orangtua yang bermacam latar belakang agama, suku, maupun budaya untuk menyekolahkan anaknya tanpa ada sekat apa pun. Mereka yang ingin menyekolahkan anaknya dengan tujuan sekaligus memperkuat keimanan dapat memilih sekolah swasta berbasis agama.

Perkembangan sekolah saat ini membuat minoritas (di daerahnya) memilih sekolah swasta yang sesuai dengan agamanya. Akibatnya, tanpa disadari, orang ditarik ke kelompok masing-masing. Padahal, sekolah negeri seharusnya menjadi ruang terbuka bagi siapa pun untuk membangun interaksi sosial dan integrasi bangsa tanpa mengalami sekat agama, suku, agama, maupun ekonomi. Kebijakan pendidikan yang menciptakan segregasi masyarakat berdasarkan kemampuan ekonomi dan agama jelas kurang menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan kebangsaan perlu mendapat perhatian serius di sekolah negeri agar lulusannya memiliki jiwa kebangsaan yang luas dan tidak makin kerdil.

Kini diperlukan menteri pendidikan yang punya visi tentang bangsa dan negara sehingga menjadikan pendidikan sebagai proses integrasi bangsa. Pendidikan harus dikembalikan sebagai proses kebudayaan, bukan korporasi yang diukur dengan sertifikasi ISO. Juga kembalikan sekolah negeri menjadi milik publik agar dapat diakses semua warga (apa pun agama dan kemampuan ekonominya). Kita juga memerlukan presiden yang peduli pendidikan.

Darmaningtyas Aktivis Pendidikan

Mimpi Mbah Udju, Pustakawan Kampung

IBARAT batu karang, Djudju Djunaedi atau Mbah Udju, selama 20 tahun lebih tak pernah surut dari mimpinya. Setiap hari sepulang bekerja di Perkebunan Karet Gunung Hejo, PT Perkebunan Nusantara VIII, ia berkeliling kampung-kampung di Kecamatan Darangdan, Purwakarta, dengan berjalan kaki. Dengan sabar ia menyambangi penduduk desa, menawarkan jasa meminjamkan buku dan majalah dari rumah ke rumah.

Hasilnya? Ada orang yang mau membaca buku dan majalah yang dibawanya saja sudah untung. Namun, sebagian besar orang desa yang didatangi malah menolak tawarannya dengan berbagai alasan. ”Kayak orang gedean saja membaca buku dan majalah,” ia menirukan salah satu alasan warga.

Bagi mereka membaca bukan kebutuhan. Membaca buku atau majalah dianggap kemewahan, hanya menjadi milik orang kaya di perkotaan. Padahal, Mbah Udju tak menentukan tarif untuk buku dan majalah yang dipinjamkan. ”Asal orang mau membaca saja saya sudah senang,” katanya.

Walau hanya mengenyam pendidikan formal di sekolah rakyat (kini sekolah dasar) dan bekerja sebagai karyawan rendahan, ayah dua anak ini memulai kegiatan dengan meminjamkan buku dan majalah yang sudah dibaca anak sulungnya, Edi Rohman. Sejak umur empat tahun, Edi gila membaca.

”Kalau saya pulang dari mana-mana, yang ditanyakan bukan ole-ole, tetapi buku,” katanya.

Buku dan majalah mula-mula dipinjamkan kepada anak-anak yang ayahnya bekerja sebagai karyawan di lingkungan perkebunan. Mereka diajari membaca oleh istrinya, Heni Saeni. Dua tahun kemudian ia meluaskan wilayah kegiatan ke lingkungan penduduk lain yang masih sekampung.

Desa Gunung Hejo, tempat keluarga ini tinggal, terdiri atas 17 rukun tetangga. Dengan sabar dan tak kenal lelah, selama dua tahun, satu per satu penduduk didatangi. Mimpinya menjadi pustakawan kampung mengalahkan rasa lelah. Dengan menyelendang kantong besar berisi majalah dan buku, ia mendatangi warga Desa Darangdan, tetangga Desa Gunung Hejo.

Desa itu sebenarnya pusat kecamatan. Namun, tak mudah mengubah sikap penduduknya. Selama dua minggu ia mendatangi warga desa, tak seorang pun yang mau meminjam buku dan majalah.

Bahkan, di Desa Sawit, tetangga Desa Darangdan, selama dua bulan Mbah Udju menyambangi warga, juga tak seorang pun yang mau meminjam buku dan majalah. ”Tapi, saya tidak pernah putus asa,” ujarnya.

Tak kenal lelah

Macam-macam cara ditempuh Mbah Udju agar warga desa di sekitar tempat tinggalnya punya minat baca. Ia pernah memberikan majalah, malah diacak-acak, diguntingi untuk kliping salah seorang murid SMP.

”Walau sebelumnya saya sering datang ke desanya, anak itu tidak pernah meminjam buku atau majalah,” katanya.

Untuk majalah yang ”dirusak” itu pun Mbah Udju tak meminta ganti rugi sepeser pun. Sebagai imbalan, ia hanya mengajukan syarat agar anak itu datang lagi dengan membawa teman-teman.

Kiat lainnya dilakukan dengan kerja sama mahasiswa beberapa universitas di Bandung yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata dan praktik kerja lapangan di desanya. Lewat lomba membaca, kegiatan itu diharapkan bisa menumbuhkan minat baca pada anak-anak.

”Hadiahnya seadanya, disediakan secara patungan oleh para mahasiswa,” katanya.

Kecamatan Darangdan terdiri atas 17 desa, tetapi hanya delapan desa yang menjadi daerah operasinya. Desa-desa itu dikunjungi secara rutin. Letak antara satu desa dan desa lain berjauhan. Tak jarang ia harus melewati daerah-daerah sepi yang merupakan perkebunan teh rakyat. Kecamatan Darangdan merupakan salah satu pusat perkebunan teh rakyat. Setiap hari ia menempuh jarak puluhan kilometer dengan berjalan kaki.

Pengalamannya yang tak terlupakan terjadi pada akhir 1996. Pulang dari Desa Nangewer, hujan turun rintik-rintik. Mbah Udju bergegas karena hari sudah senja. Buku dan majalah disimpan dalam buntelan kain, kemudian diselendangkan di bahunya. Tanpa rasa takut, ia berjalan seorang diri melewati tempat sunyi dan jauh dari perkampungan penduduk. Tiba-tiba dari arah belakang muncul sepeda motor yang dikendarai tiga orang berbadan tegap.

Salah seorang di antaranya turun lalu menodongkan senjata tajam. Bungkusannya direbut dan uang Rp 6.500 dirampas. Namun, setelah beberapa ratus meter, bungkusan buku dan majalah itu dilemparkan. Isinya berserakan. Mbah Udju sedih. Mungkin bungkusan itu mereka kira berisi kain atau bahan pakaian yang biasa dijajakan ke kampung-kampung.

Sejak itu Mbah Udju memutuskan, dua desa dia lepaskan.

Hasil sumbangan

Bekerja sampai menjelang malam dan pulang dengan keringat bercucuran, penghasilannya setiap hari Rp 8.000, paling banyak Rp 15.000. ”Kadang-kadang hanya Rp 3.000,” kata istrinya, Heni Saeni.

Pendapatannya yang tak seberapa itu jauh dari memenuhi kebutuhan. Apalagi, anak bungsunya masih kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Maka, ketika ada wartawan setempat seusai mewawancara meminta biaya publikasi sebesar Rp 300.000, Mbah Udju menjawab, ”Uang pensiun saya dalam sebulan saja tak sebesar itu.”

Sejak tahun 2006 Mbah Udju menjalani pensiun. Setiap bulan ia menerima Rp 232.000. ”Hanya cukup untuk beli beras dan bayar listrik,” istrinya menimpali.

Hidup sederhana, tetapi tetap memiliki optimisme menumbuhkan minat baca penduduk desa, sejak 1992 perpustakaannya dinamakan Perpustakaan Saba Desa yang artinya keliling desa. Bangunannya menempati salah satu ruangan rumahnya yang hanya bisa dicapai dengan berjalan setapak di Kampung Ngenol RT 10 RW 3. Di tempat ini buku dan majalah tersimpan rapi dalam rak. Sebagian buku dan majalah masih ditumpuk begitu saja.

Ratusan buku dan majalah itu adalah sumbangan penerbit dan masyarakat setelah mereka membaca permohonan Mbah Udju yang disampaikan lewat surat pembaca. Salah seorang di antaranya, Ny Made Hidayat dari Jakarta, menjadi penyumbang setia sejak 1992.

Mbah Udju mengirimkan surat-surat itu dengan tulisan tangan. ”Boro-boro dengan komputer, mesin ketik saja tak ada,” katanya.

(HER SUGANDA Pengurus Forum Wartawan dan Penulis Jawa Barat)

Banyak CSR Kurang Tepat Sasaran

BANYAK program corporate social responsibility (CSR) perusahaan ditengarai kurang tepat sasaran, dan malah mubazir. Ini menunjukkan sebagian CSR masih dilaksanakan perusahaan sebatas kewajiban tanpa perhitungan manfaat dan potensi pemberdayaan pada masyarakat.

Demikian disampaikan Piet Supriyadi, Deputy Executive Director Kemitraan Partnership, di sela-sela talkshow "Potret dan Peluang CSR Dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Sekitar Hutan", Rabu (14/1), di Grha Sabha Pramana UGM. Acara ini rangkaian Pekan Raya Hutan dan Masyarakat 2009.

Menurut pengamatan Piet, banyak perusahaan di Indonesia hanya menyerahkan uang kepada pihak-pihak tertentu yang diserahi menjalankan program CSR. Perusahaan tak mau repot-repot melakukan survei, mengkaji, dan melibatkan penuh masyarakat.

"Beranjak dari itu, dikhawatirkan uang CSR perusahaan malah sia-sia karena terpotong di tengah jalan. Selain itu, banyak pula CSR yang kegiatannya tidak bermanfaat dan tidak memberdayakan masyarakat," ujarnya. (kompas.com)