Kamis, 07 Mei 2009

Cinta Bumi, Hilang Dari Bumi

BERDASARKAN penelitian dari para ilmuan yang tergabung dalam kelompok diskusi Inter-Govermental on Climate Change (IPCC), selama tahun 1990-2005 suhu bumi sudah meningkat sebanyak 0,15.0,3 derjat celcius. Perkiraan IPCC, sampai tahun 2050 atau 2070 nanti, suhu bumi akan terus meningkat sampai 2-4,2 derjat celcius. Hal ini mengakibatkan permukaan air laut terus meninggi sampai 1 (satu) meter di akhir abad ini.

Menurut pakar, professor Kenneth, dari State University of New Jersey, sejak tahun 1850 permukaan air laut itu sekarang naik sekitar 2 mm pertahun. Padahal katanya, 150 tahun lalu dan beberapa ribu tahun sebelumnya, rata-rata kenaikan air laut hanya sekitar 1 mm pertahun. Hal ini disebabkan meluasnya penggunaan bahan bakar dan maikin tingginya dampak yang timbul karena efek gas rumah kaca.

Akibat dari terus meningginya permukaan air laut itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peserta pertemuan United Nation Framework Conventiona on Climate Change (UNFCC) adalah, 42 negara yang memiliki pulau-pulau kecil (Small Islands Developing States (SIDS) terancam tenggelam. Negara-negara ini berada dan tersebar du perairan Afrika, Asia, Pacific, Karibia dan Mediterania. Kekuatiran lainnya, kalau air laut naik 50 meter saja, kepulauan Maladewa di Samudra Hindia, dan 60 persen wilayah Pulau Grenada di Karibia juga diprediksi akan ikut tenggelam.

Pakar Lingkungan Hidup Indonesia, Professor Emil Salim, pemanasan global tetap nggak dikendalikan, dalam 30 tahun mendatang, sebanyak 2 ribu pulau-pulau di Indonesia akan menyusul tenggelam. Bahkan sebagian wilayah Jakarta, jawa barat, dan banten diprediksi akan ikut tenggelam pada akhir abad ini.

Peneliti dari Institut Tekhnologi Bandung, Dr Army Susandi,MT mengatakan setiap 10 cm kenaikan air permukaan laut, bisa merendam 10 m kawasan pantai. Menurut perkiraannya pada tahun 2030, Bandara Soekarno-Hatta pun mungkin sudah terendam,lho!

Pendapat lainnya disampaikan Direktur Pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Perikanan dan Kelautan RI di Jakarta. Menurut dia, selama 2 tahun yaitu sejak 2005-2007, sebanyak 24 pulau kecil yang sudah teridentifikasi dan memiliki nama di sejumlah wilayah di Indonesia, tenggelam dan penyebabnya mayoritas karena penggerusan atau abrasi pada permukaan air laut. Kondisi ini sebagian terjadi karna adanya aktifitas eksploitasi alam seperti penambangan pasir laut, untuk kepentingan komersil. Tiga pulau lainnya, tenggelam karena Tsunami Aceh, yang terjadi pada tahun 2004 silam.

Adapun lokasi pulau yang tenggelam tersebut diantarnya adalah 3 pulau Aceh, 5 pulau di Kepulauan Riau, 2 pulau di Sumatera Barat, 1 Pulau di Sulawesi Selatan, 7 pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta, dan beberapa pulau lainnya masih di wilayah pulau Sumatera.

Jadi menghilangnya beberapa pulau dari peta belakangan ini, ternyata ini bukan Cuma kisah buku legenda lho? Gara-gara mencairnya es di kutub utara, abrasi air laut karena aktifitas eksploitasi sumber daya alam, ternyata bisa bikin pulau-pulau kita nggak terlihat lagi dalam peta. Bisa jadi, dalam beberapa tahun kedepan, kita nggak punya Jakarta lagi, dan juga daerah pesisir lainnya. Parahnya, jangan-jangan pulau kita juga ikut tenggelam.

Nah, makanya fren, nggak ada salahnya mulai sekarang kita cintai bumi sekarang! Dan ikut menyelamatkannya dengan cara melakukan kegiatan penghijauan, tidak hanya di sekolah, tapi juga pada areal-areal tertentu yang kita anggap patut untuk segera dihijaukan. Trus, kita juga hati-hati saat ingin membuang sampah. Sampah yang kita hasilkan harus dibuang sesuai jenisnya, basah, kering dan berbahaya. Bagi kamu yang masih terbiasa membuang sampah sembarangan, mulailah merubah sikap, karena perbuatan kamu bisa-bisa, dapat merugikan kepentingan orang banyak. Bagi yang punya kendaraan, ingatkan orang tuanya supaya tidak boros dalam menggunakan bahan baker minyak atau gas. (*)

Tulisan ini ditulis oleh siswa kelas VIIIa, SMPN 28 Batam, dan karya jurnalistik pelajar ini juga telah dimuat pada majalah dinding sekolah, pada edisi bulan Mei 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar